Kediklatan dengan Kebutuhan Pembelajaran Guru
Melihat kenyataan yang ada
sekarang pelaksanaan diklat kependidikan yang telah dilakukan selama ini dilihat
dari materi yang disampaikan, memiliki relevansi yang tidak terlalu signifikan
dengan aktivitas pembelajaran. Sebagai tolok ukur relevansi tersebut dilihat
dari delapan indikator kebutuhan dalam aktivitas pembelajaran seperti (
perencanaan, pelaksanaa, penilaian, komunikasi edukasional, dan manajemen
kelas). Dari delapan indikator tersebut terdapat dua indikator yang memiliki
relevansi cukup signifikan yaitu perencanaan dan penilaian. Namun bila dilihat
dari beberapa indikator lainnya seperti relevansi materi diklat dengan jabatan
karir guru dengan pendekatan/ metode pembelajaran, materi yang disampaikan dalam
diklat hanya memiliki relevansi dengan peningkatan jabatan dan karir guru saja.
Sedangkan keterkaitan materi diklat dengan metode pembelajaran, terlihat kurang
memiliki relevansi yang signifikan ( Maryunis ; 2009 ) . Kondisi semacam ini
menjadi perhatian kita semua bahwa pelaksanaan diklat yang telah dilakukan
selama ini masih perlu dievaluasi lebih cermat bagi seorang widyaiswara dan juga
perangkat panitia lainnya.