Nama : Otong
Irwan
NPM : 25412613
KLS : 3ic01
Sistem Dua Derajat
Kebebasan
PENGERTIAN
Sistem dua derajat kebebasan yang membutuhkan dua buah koordinat bebas untuk menentukan
kedudukannya disebut sistem dua-derajat-kebebasan. Sistem dua derajat kebebasan
dibagi atas tiga sistem yaitu :
1)
Dalam
sistem massa pegas seperti terlihat dalam Gambar 2-1 di bawah ini, bila gerakan massa ml dan m2
secara vertikal dibatasi maka paling sedikit dibutuhkan satu koordinat x(t)
guna menentukan kedudukan massa pada berbagai waktu. Berarti sistem
membutuhkan dua buah kordinat bersama-sama untuk menentukan kedudukan massa
sistem ini adalah sistem dua derajat kebebasan.
2)
Bila massa m
ditumpu dengan dua buah pegas yang sama seperti terlihat dalam Gambar 2-2
di bawah ini gerakannya dibatasi secara vertikal, maka dibutuhkan dua buah kordinat
untuk menentukan konfigurasi sistem. Salah satu konfigurasi ini merupakan
perpindahan lurus, seperti perpindahan massa x(/). Koordinat yang lain yaitu
perpin-dahan sudut, 8(t), yang mengukur rotasi massa. Ke dua koordinat ini
satu sama lain bebas oleh karena itu sistem ini adalah sistem dua derajat
kebebasan.
3)
Untuk
pendulum ganda seperti terlihat dalam Gambar 2-3 di bawah ini, jelas bahwa
untuk menentukan posisi massa m1 dan m2 pada berbagai
waktu dibutuhkan dua buah koordinat dan sistem adalah dua derajat kebebasan.
Tetapi x1 dan x2 atau y1 dan y2, atau θ1
dan θ2, mungkin merupakan kelompok koordinat sistem ini.
Ø KOORDINAT UMUM (GENERALIZED COORDINATES)
Seperti yang dibicarakan sebelumnya,
adakalanya masih mungkin menentukan konfigurasi sistem dengan lebih dari satu
kelompok koordinat bebas atau parameter seperti panjang, sudut, atau beberapa
parameter fisik lainnya setiap kelompok koordinat seperti itu disebut koordinat umum (generalized coordinates).
Ø
MODUS
NORMAL (NORMAL MODES)
Ada dua buah persamaan gerakan untuk sistem dua derajat kebebasan, satu untuk masing-masing massa. Sebagai
hasilnya, ada dua buah frekuensi pribadi untuk sistem dua derajat kebebasan.
Frekuensi pribadi diperoleh dengan menyelesaikan persamaan frekuensi (frequency equation) sistem tanpa
peredam atau persamaan karakteristik
sistem dengan peredam.
Bila massa sistem beroskilasi sedemikian rupa hingga
mencapai perpindahan maksimum secara serempak dan melewati titik keseimbangan
secara serempak, atau seluruh sistem bagian mesin yang bergerak beroskilasi
dalam satu fasa dengan satu frekuensi, keadaan gerakan seperti itu disebut modus normal (normal mode) atau
modus prinsipal getaran
(principal mode of vibration).
Ø
KOORDINAT
PRINSIPAL (PRINCIPAL COORDINATES)
Adakalanya diperoleh koordinat khusus sedemikian
rupa sehingga tiap persamaan gerakan mengandung hanya satu harga yang tidak
diketahui. Lalu persamaan gerakan satu sama lain dapat
diselesaikan secara bebas. Koordinat khusus seperti itu disebut koordinat prinsipal (principal
coordinates).
Ø
KOORDINATE
KOUPLING (COORDINATE COUPLING)
Konsep ini merupakan konsep gerakan koupling di
mana getaran salah satu bagian sistem menyebabkan bagian lain dalam sistem yang
sama bergetar akibat gaya yang ditransmisikan melalui pegas koupling dan
dashpot. Dengan kata lain, perpindahan salah satu massa akan dirasakan oleh
massa lain dalam sistem yang sama karena keduanya dikopel. Ada dua tipe koupling
: koupling statis yang diakibatkan oleh perpindahan statis, dan koupling dinamis yang
diakibatkan oleh gaya inersia.
Ø
PERSAMAAN
LAGRANGE
Persamaan Lagrange, untuk koordinat umum qt
dalam bentuk dasar, adalah seperti di bawah ini :
Dimana :
K.E. = energi kinetis sistem
P.E. = energi potensial sistem = 1/2kx2
D.E. = energi terbuang sistem = 1`/2cx2
Qi = gaya luar umum yang bekerja pada sistem
Untuk sistem konservatif, persamaan Lagrange bisa
dituliskan seperti di
bawah ini :
Dimana :
L = K.E. - P.E. disebut Lagrangian.
Penggunaan persamaan Lagrange secara langsung
akan menghasilkan persamaan gerakan sebanyak jumlah derajat kebebasan sistem
bila dasar pernyataan energi sistem diketahui.
Ø
PENYERAP
GETARAN DINAMIS
Penyerap getaran dinamis adalah sistem
satu-derajat-kebebasan sederhana, biasanya dalam bentuk sistem massa pegas sederhana. Bila ditambahkan ke sistem satu derajat kebebasan
yang lain sebagai sistem pembantu, keseluruhan sistem akan berubah bentuk
menjadi dua derajat kebebasan
dengan dua buah frekuensi pribadi getaran. Salah satu dari frekuensi pribadi
dibuat di atas frekuensi eksitasi sedangkan yang lain dibuat di bawahnya
sehingga massa utama dari keseluruhan sistem akan mempunyai amplitudo getaran
yang sangat kecil alih-alih amplitudo yang sangat besar akibat eksitasi yang
diberikan.
Ø
PRINSIP
KETEGAKLURUSAN (ORTHOGONALITY PRINCIPLE)
Modus prinsipal getaran sistem yang mempunyai
dua derajat kebebasan adalah tegak lurus. Prinsip ini dikenal dengan prinsip
ketegak lurusan (orthogonality
principle). Sifat penting modus prinsipal yaitu getaran satu sama lain
saling tegak lurus yang sangat berguna untuk menghitung frekuensi pribadi.
Meskipun modus prinsipal sistem dengan lebih dari tiga derajat kebebasan
secara harfiah tidak boleh tegak lurus ke yang lainnya, prinsip ketegaklurusan
masih berlaku.
Prinsip ketegaklurusan sistem dua derajat kebebasan bisa
ditulis menjadi :
m1AlA2
+ m2B1B2 = 0
di mana Al,
A2,Bl,B2, adalah amplitudo dua
buah koordinat modus getaran pertama dan ke dua.
Ø
SISTEM
SEMI-TERTENTU (SEMI-DEFINITE SYSTEMS)
Kadang-kadang, bila salah satu akar
persamaan frekuensi sistem getaran sama dengan nol, hal ini menunjukkan bahwa
salah satu frekuensi pribadi sistem sama dengan nol. Sistem seperti itu
dikenal dengan sistem semi tertentu.
Secara sederhana hal ini berarti bahwa sistem akan bergerak seperti benda kaku
tanpa adanya penyimpangan pegas dan dashpots yang menghubungkan bagian-bagian
dari sistem.
Ø PERSAMAAN GERAK HUKUM
NEWTON II
Pada sebuah Gambar.4.1 yang memperlihatkan
sistem dua derajat kebebasan yang dapat
diturunkan dengan menggunakan Hukum Newton II untuk setiap individu massa.
Assumsikan peredam adalah viscous dan displacement nya adalah x1(t)
dan x2(t) diukur dari posisi keseimbangan kedua massa. Dari FBD dapat dihitung jumlah gaya-gaya dalam arah sumbu
vertical:
yang dapat diatur kembali:
Kedua gerakan tersebut saling mempengaruhi
satu sama lain, yaitu gerak x1(t) dari massa m1 dipengaruhi
oleh x2(t) dari massa m2 dan sebaliknya.
Term kopel dalam pers.(4.1.) pertama adalah dan dalam pers.(4.1)
kedua adalah .
Dalam bentuk matrix pers.(4.1) ditulis:
Atau
Matrix 2 x 2 : M (mass matrix), C (damping matrix), dan K (stiffness matrix).
Matrix 2 x 1 :
Dan matrix 2 x 1 (force vector).
Bentuk umum pers gerak untuk sistem dua derajat kebebasan, yaitu :
Atau
Pers (4.5) juga menyatakan gerak bagi sistem n derajat kebebasan bila M, C, dan K adalah
order ke n, yaitu :
Generalized coordinates , dan vector generalized force adalah :
Undamped Free Vibration: Principal Modes
Dalam kasus ini akan dibahasa, Gambar.4.2.:
- Metoda bagi perhitungan frequency natural
- mode vibrasi
Gambar.4.2 Mode Vibrasi
Dengan tidak adanya damping, pers 4.2 menjadi :
Karena pers tersebut adalah linear dan homogeneous, maka solusinya dapat
diekpresikan sebagai berikut ini :
Asumsikan, satu dari komponen harmoniknya :
Substitusikan pers 4.11 kedalam 4.9, dan membaginya dengan
factor sin (wt+y), didapat :
Pers 4.12 adalah
homogenous linear dalam A1 dan A2. Determinan D(w) dari koefisien A1 dan A2
disebut characteristic determinant, yang bila nilainya disamakan dengan nol, didapat persamaan
frekuensi dari sistem tersebut yang kemudian didapat nilai w yaitu :
Dari sini kita dapatkan :
Harga w dari pers.4.14 adalah ±w1 dan ±w2 dan kita ambil nilai yang positif. Dan dengan
superposition,solusi pers.4.11:
Subscript menunjukkan sebagai contoh, yaitu A12
adalah amplitudo dari x1(t) pada frekuensi w=w2.
Dengan mensubstitusikan kedalam pers.4.12,
didapatkan :
Dimana u adalah konstanta
yang
menentukan relative amplitudo pada masing-masing frekuensi natural w1 dan w2. Thus,pers.4.15 menjadi :
Disini: : konstanta
integrasi yg ditentukan berdasarkan kondisi awal.
Prinsipal atau natural mode terjadi bila semua sistem menjadi
synchronisasi gerak harmonik pada satu frekuensi natural seperti dalam Gambar 4.2(b). Sebagai contoh mode pertama
terjadi bila A12=0 dalam pers.4.17, yaitu :
atau
Disini: disebut modal vector
atau eigenvector. Harga adalah harmonik.
Analog, mode kedua (2nd mode) terjadi bila A11 dlm
pers.4.17 sama dengan nol, yaitu :
:2nd mode dari modal vector.
Fungsi harmonik dari gerak x1(t) danx2(t)
dalam pers.4.17 dapat diekpresikan sebagai berikut:
Dan modal matrix adalah:
Disini:
Dan disebut principal
koordinat:
Modal matrix
Contoh:
1.Lihat Gambar.4-2(a),bila m1=m2=m dan k1=k2=k,kondisi awal ,hitunglah frekuensi natural dan vector displacement sistem tersebut.
Jawab:
Sumber:
Dr. Ir. Abdul Hamid M.Eng,
Getaran Mekanis, PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB AN MEKANIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar