Senin, 03 Desember 2012

   Kediklatan dengan Kebutuhan Pembelajaran Guru
 
      Melihat kenyataan yang ada sekarang pelaksanaan diklat kependidikan yang telah dilakukan selama ini dilihat dari materi yang disampaikan, memiliki relevansi yang tidak terlalu signifikan dengan aktivitas pembelajaran. Sebagai tolok ukur relevansi tersebut dilihat dari delapan indikator kebutuhan dalam aktivitas pembelajaran seperti ( perencanaan, pelaksanaa, penilaian, komunikasi edukasional, dan manajemen kelas). Dari delapan indikator tersebut terdapat dua indikator yang memiliki relevansi cukup signifikan yaitu perencanaan dan penilaian. Namun bila dilihat dari beberapa indikator lainnya seperti relevansi materi diklat dengan jabatan karir guru dengan pendekatan/ metode pembelajaran, materi yang disampaikan dalam diklat hanya memiliki relevansi dengan peningkatan jabatan dan karir guru saja. Sedangkan keterkaitan materi diklat dengan metode pembelajaran, terlihat kurang memiliki relevansi yang signifikan ( Maryunis ; 2009 ) . Kondisi semacam ini menjadi perhatian kita semua bahwa pelaksanaan diklat yang telah dilakukan selama ini masih perlu dievaluasi lebih cermat bagi seorang widyaiswara dan juga perangkat panitia lainnya.
Ada Produk Teknologi Yang Dapat Membuat Revolusi Di Pendidikan Di Seluruh Indonesia

Sekarang kita dapat belajar di manapun, di kota besar, di kota kecil, di desa, maupun di becak. Relatif kecil dan dapat masuk tas anda jadi dapat dibawa ke mana saja. Anda hanya perlu mempunyai niat belajar dan anda dapat belajar tanpa batas. Tidak perlu koneksi ke listrik dan battery dijaminkan selama hidup (katanya). Juga tidak kena ongkos layanan (Internet atau Hanfon). Tidak memakan pulsa jadi kalau anda tidur dan lupa mematikan alat revolusi pendidikan ini tidak akan kena ongkos. Alat ini juga dapat dipakai di seluruh dunia tanpa koneksi khusus. Alat revolusi ini dapat dibeli di toko dekat anda sekarang dan dapat digunakan secara langsung... dan dapat belajar sambil pulang! Ayo Beli Sekarang!
 PENDIDIKAN DI KOTA BANDUNG
Koalisi Pendidikan Kota Bandung (KPKB) menyampaikan evaluasi mengenai dunia pendidikan di Kota Bandung, Jawa Barat, sepanjang tahun 2011. Hasilnya, tidak satu pun prestasi yang dibanggakan. KPKB bahkan berkesimpulan bahwa sistem pendidikan di Kota Bandung sudah gagal menjalankan tugasnya.

"Ayo, Mengarah Ke Mutu Pembelajaran Yang Standar Dunia"
(Teknologi Tepat Guna Adalah Solusinya, Bukan Pembelajaran Berbasis-ICT)
Kalau menggunkan "Ilmu Teknologi Tepat Guna" (Ilmu Teknologi Pendidikan) komputer jarang dipakai di kelas, dan tidak perlu, sebetulnya (Jarang Tepat Guna).

"Teknologi Tepat Guna (TTG) sudah ada di semua sekolah di Indonesia "Sekarang", dan guru-guru hanya perlu belajar caranya menggunakan TTG secara efektif, dan bersama PAKEM kita dapat mencapaikan Pendidikan Standar Dunia. Maupun Menggunakan Strategi/Metodologi TTG (Yang Berbasis-Pedagogi) Adalah Cara Terbaik Untuk Mengintegrasikan Semua Macam Teknologi Dalam Pendidikan.

Pembelajaran Berbasis-ICT Di Kelas Dapat Sangat Mengancam Perkembangan SDM (Maupun Perkembangan Guru) Yang Kreatif Di Indonesia. Informasi lanjut...
"Kita Kan Tetap Harus Berusaha Untuk Mengikuti Perkembangan Dunia"
Saya sangat setuju, tetapi masalahnya adalah kita tidak ikut "perkembangan dunia" dan itu sebabnya kita tetap tidak maju. Anak-anak kita mempunyai kemampuan besar, dan saya ingin melihat mereka mengambil tempat di dunia ini yang sesuai, bukan menjadi TKI yang tenaga buruh terus. Tetapi kita harus fokus kepada strategi-strategi "perkembangan dunia" yang benar dapat dilaksanakan dan mengembangkan kemampuannya - yang sudah terbukti!
Salah satu tujuan Pendidikan.Network adalah membantu Pelajar dan Guru di Indonesia untuk mencari informasi mengenai Perkembangan Pendidikan. Kebiasaan Membaca adalah isu yang sangat penting dan Kami memasang berita baru di website ini dengan tujuan membantu tetapi itu sangat penting bahwa anda membaca berita secara luas setiap hari