Selasa, 15 April 2014

Nama : Otong Irwan
          NPM : 25412613
                    KLS : 2IC01
indonesia tanah kelahiranku
yang indah permai kebanggaanku
disini ku berdiri
ikrarkan janji olehmu negeriku
suci nan abadi

negeri jayalah bangsaku slalu
engkaulah yang kucinta
segenggam harapan sejuta mimpi
ingin ku abdikan padamu negriku

adil makmur untukmu indonesia
jayalah negriku bangkitlah bangsaku
angkatlah panjimu satukalah mimpimu
yang tak akan padam menggapai cita
adil dan makmur sejahtera indonesia

jayalah negriku bangkitlah bangsaku
angkatlah panjimu satukalah mimpimu
yang tak akan padam menggapai cita
adil dan makmur sejahtera indonesia

jayalah negriku bangkitlah bangsaku
angkatlah panjimu satukalah mimpimu
yang tak akan padam menggapai cita
adil dan makmur sejahtera indonesia

Jadi makna dari lagu di atas adalah seorang pribumi yang sangat bangga, cinta, yang selalu berharap dan akan senantiasa mengabdikan kehidupannya untuk bangsa dan negara Indonesia ini. seperti yang terdapat dalam lirik diatas bahwa lagu ini menceritakan kita sebagai warga negara (pemuda-pemudi) indonesia akan selalu mengharapkan agar Indonesia selalu makmur,adil,dan jaya. kemudian juga di kisahkan bahwa "indonesia" ini memiliki semangat yang besar dalam menggapai citanya, yang tentunya akan dapat terwujud jika pemuda-pemudi Indonesia mau bekerja keras dalam memperbaiki (terutama diri sendiri) bangsa dan negara. :D
(wasalam saya Otong Irwan mahasiswa Gunadarma).



Bila saya di angkat atau menjadi caleg, hal yang pertama-tama akan saya programkan adalah sebagai berikut:

Ø  Bidang Hukum
Seperti yang dapat kita saksikan saat ini masih sangat minimnya ketegasan hukum yang berlaku kepada seseorang yang melakukan tindak criminal,yang paling hangat saat ini adalah tindak pidana korupsi. Seseorang yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi harusnya di hukum seberat-beratnya karena sudah menelantarkan amanah sebagai pejabat Negara yang di percaya oleh bangsa serta mengorbankan jutaan rakyat yang membutuhkan. Kemudian tak jarang pula kita saksikan justru amanat yang meniadakan hak asasi manusia bagi rakyat Indonesia,hal ini sudah sering sekali terjadi kesalahan yang justru dilakukan oleh oknum polisi yang melakukan penganiayaan terhadap tahanan,dan banyak hal lainnya. Menurut saya hukum tidak boleh pandang bulu,dan harus diberlakukan secara adil kepada siapapun yang melakukan kejahatan dan harus diberikan sesuai kejahatan yang dilakukan oleh seseorang.

Ø  Bidang Kesejahteraan
Negara Indonesia ini sangat luas maka tidak mustahil bahwa kemajuan teknologi hanya berkembang pesat di pusat-pusat kota saja,sebut saja listrik,tidak seluruh desa di Indonesia mendapatkan penerangan, maka itu salah satu program saya adalah menerangi seluruh pelosok desa yang tidak tersentuh oleh listrik. Kekayaan alam yang melimpah harus kita manfaatkan,jika tidak pembangkit angin,kita punya air, dengan kecanggihan teknologi saat ini maka tidak ada yang mustahil dengan hal ini hanya saja pemerintah masih belum sepenuhnya memperhatikan kebutuhan rakyatnya. Selain listrik,saya akan mengemukakan agar masyarakat dapat membentuk kelompok tani yang selanjutnya dapat kita lakukan pembekalan secara teratur kepada masyarakat tani tersebut,ini sebenearnya bukan sesuatu hal yang baru hanya saja mungkin belum seluruh rakyat desa di Indonesia memiliki kelompok tani serta pembekalan ilmu nya pun belum maksimal,maka itu saya akan lebih memperhatikan lagi.

Ø  Bidang Agama

Indonesia terkenal sejak dahulu kala dengan keramahan masyarakatnya,serta senantiasa mampu bertoleransi dan bekerjasama,namun seiring berjalannya waktu hal ini mulai memudar dalam jiwa masyarakat Indonesia. Seseorang harus memiliki rasa aman dalam beribadah maka itu kita harus mengutamakan keselamatan dan keamanan bagi pemeluk agama di Indonesia. Seseorang wajib memiliki rasa toleransi terhadap sesama.

Diposkan oleh Otong Irwan.


Lokalisasi
Kekuatan media memang dahsyat. Dalam waktu tidak terlampau lama, semenjak mencalonkan diri menjadi Cagub DKI Jakarta, Jokowi menjadi pusat perhatian, pusat pemberitaan. Sangat “Media Darling”. Apapun yang dilakukan Jokowi selalu menjadi sorotan. Kemanapun Jokowi pergi, selalu ada yang mengikuti, menguntit, lalu memberitakan. Kekondangan seorang Jokowi sangat fenomenal. Bahkan terus digadang-gadang supaya mau nyapres. Bagaimana dengan Wagiman? Beliau juga sosok pemimpin yang bagus. Hanya sayang tidak sekondang Jokowi. Tidak seterkenal maupun sefenomenal Jokowi. Padahal keduanya merupakan sosok pemimpin yang layak mendapat pujian, layak disematkan bintang. Wagiman pun punya prestasi.
“Siapa itu Wagiman? Kok bisa-bisanya dibanding-bandingkan dengan Jokowi? Apa hebatnya Wagiman? Apa prestasinya? Mana hasil karyanya?” Jika masih mau tahu, masih penasaran, silakan simak tulisan selanjutnya.
Ini kali kedua menulis tentang Wagiman di Kompasiana. Sebelumnya, pernah menulis tentang sosok Wagiman di sini. Saya yakin, masih belum banyak yang mengenal sosok Wagiman. “Siapa beliau?” Bagi yang belum mengenal sosok Wagiman, baiklah. Wagiman adalah julukan yang dipersembahkan tanpa mengurangi rasa hormat dan kagum pada Tri Rismaharini atau lebih dikenal dengan panggilan Ibu Risma. Mungkin belum banyak yang mengenal sosok Tri Rismaharini. Beliau tidak seterkenal Jokowi, yang namanya sudah berskala Nasional. Beliau adalah sosok wanita pertama yang menyandang gelar Walikota Surabaya. “Lalu apa hubungannya dengan Wagiman? Saudaranyakah?”
Gambar
Tri Rismaharini, Walikota Surabaya.
Tri Rismaharini inilah yang dikenal sebagai Wagiman. Beliau mendapatkan julukan WAGIMANWalikota Gila Taman. Tersinggungkah beliau dengan julukan tersebut? Harusnya tidak perlu. Sepatutnya beliau bangga. Saat ini, beliau berdampingan dengan mantan walikota Surabaya sebelumnya, yaitu Bambang Dwi Hartono, memimpin komando sebagai Walikota Surabaya dan Wakil Walikota Surabaya. Sebelum menjabat sebagai Walikota Surabaya, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko). Beliaulah dalang yang bertanggung jawab atas bersih, hijau, dan asrinya Kota Surabaya. Beliau bertekad untuk menjadikan Surabaya sebagai Kota Sejuta Taman dan itu tampaknya telah menunjukkan hasil. Kota Surabaya tercatat berhasil meraih Piala Adipura tahun 2011. Beliau juga ternyata pernah menjadi salah satu nominasi Walikota terbaik di dunia tahun 2012 melalui “2012 World Mayor Prize” yang diselenggarakan oleh The City Mayors.  World Mayor Prize merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi yang dicapai oleh walikota dalam memajukan kota yang dipimpinnya. Beliau dinilai berhasil menata Kota Surabaya menjadi kota yang bersih dan tentunya penuh dengan taman.
Ternyata beliau tidak hanya berprestasi di bidang pertamanan. Ada banyak prestasi lainnya. Jika Jokowi memiliki jurus blusukan andalannya, Bu Risma pun melakukan hal yang sama dan itu bukan karena syndrome Jokowi. Blusukannya telah dilakukan sejak lama, sejak masih menjadi Kepala Dinas Pertamanan Surabaya. Kebiasaan itu masih tetap langgeng hingga kini. Bahkan kerap membuat warga terheran. Bu Risma yang notabene seorang wanita, bisa keluar jam dua belas malam dan turut menyapu jalan. Namun, karena tidak sekondang Jokowi, aksinya tidak terendus media.
Jika Jokowi telah menunjukkan keberhasilannya di Pasar Tanah Abang, Bu Risma pun telah merambah penataan pasar di Surabaya. Beberapa pasar telah menjadi bukti jamahan tangannya. Pasar yang dulunya tidak tertata dan terkesan semrawut, kini tertata apik.  Penataan kaki lima pun tidak luput dari sentuhannya. PKL yang dulunya tersebar di pinggir-pinggir jalan dan mengganggu lalu lintas, perlahan mulai dibenahi dan diberikan tempat di dalam gedung yang mirip mall. Masih banyak lagi hasil karya Bu Risma lainnya. Revitalisasi waduk yang tengah dilakukan Jokowi pun ternyata dilakukan Bu Risma di Surabaya. Juga revitalisasi sungai, pembersihan gorong-gorong, dan pembersihan sampah-sampah di sungai. Hasilnya? Surabaya sedikit lega karena tidak terkena banjir.
Baru-baru ini terdengar kabar, seperti diberitakan di media tempo, Bu Risma berkehendak dan bertekad untuk menghapus lokalisasi di Surabaya. Setelah menutup lokalisasi di Klakah Rejo, Benowo, beliau bertekad untuk menutup lokalisasi lainnya. Bertekad untuk menutup lokalisasi Tambak Asri, juga lokalisasi yang terkenal, Dolly di Putat Jaya. Tanpa gentar, beliau menghadapi para pendemo yang menentang penutupan lokalisasi. Menemui para pendemo yang adalah para pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari. Wow…! Sungguh berani.
Para pendemo seperti biasa, membawa tulisan-tulisan yang intinya menolak penutupan lokalisasi. Mereka menganggap Pemkot Surabaya telah bertindak otoriter. Saat berdemo, mereka berusaha untuk mendekati Walikotanya. “Dan apa yang dilakukan Bu RIsma?” Beliau malah merebut salah satu poster yang mereka bawa, dan mengatakan, “Ini apa-apa ini, mau dibantu kok tidak mau”. Beliau mengatakan lebih lanjut, “Apapun rintangannya, akan saya hadapi, dan akan terus saya tutup. Wow…lagi.
Bu Risma memiliki kiat andalan, yaitu sikap tegas dan berani. Walau seorang wanita, beliau berani dan tegas menghadapi segala macam permasalahan, tantangan, dan kendala yang dihadapi. Pada prinsipnya, sepanjang masih di rel kebenaran dan demi masa depan warga, beliau tidak akan gentar, tidak akan ciut nyalinya.
Saya tidak hanya bermaksud membanding-bandingkan antara Wagiman dan Jokowi. Poinnya adalah, ternyata Indonesia masih memiliki secercah harapan. Masih memiliki sebersit asa di tengah galaunya Indonesia. Indonesia masih dapat menggantungkan harapan di atas pundak para pemimpin yang memimpin tidak hanya dengan kekuatannya, tapi juga dengan hati yang bersih dan tekad yang tulus. Semoga ke depan, masih dapat ditemukan Jokowi-Jokowi lain, Wagiman-wagiman lainnya. Pray for Indonesia. Semangat. Salam.




Tuliskan dan tapsirkan lagu pop indonesia yang menuliskan tentang indonesia, Apa yang anda rencanakan ketika menjadi Caleg, Tuliskan tanggapan dan cari jalan keluar tentang Lokalisasi

Nama : Otong Irwan
          NPM : 25412613
                    KLS : 2IC01
indonesia tanah kelahiranku
yang indah permai kebanggaanku
disini ku berdiri
ikrarkan janji olehmu negeriku
suci nan abadi

negeri jayalah bangsaku slalu
engkaulah yang kucinta
segenggam harapan sejuta mimpi
ingin ku abdikan padamu negriku

adil makmur untukmu indonesia
jayalah negriku bangkitlah bangsaku
angkatlah panjimu satukalah mimpimu
yang tak akan padam menggapai cita
adil dan makmur sejahtera indonesia

jayalah negriku bangkitlah bangsaku
angkatlah panjimu satukalah mimpimu
yang tak akan padam menggapai cita
adil dan makmur sejahtera indonesia

jayalah negriku bangkitlah bangsaku
angkatlah panjimu satukalah mimpimu
yang tak akan padam menggapai cita
adil dan makmur sejahtera indonesia

Jadi makna dari lagu di atas adalah seorang pribumi yang sangat bangga, cinta, yang selalu berharap dan akan senantiasa mengabdikan kehidupannya untuk bangsa dan negara Indonesia ini. seperti yang terdapat dalam lirik diatas bahwa lagu ini menceritakan kita sebagai warga negara (pemuda-pemudi) indonesia akan selalu mengharapkan agar Indonesia selalu makmur,adil,dan jaya. kemudian juga di kisahkan bahwa "indonesia" ini memiliki semangat yang besar dalam menggapai citanya, yang tentunya akan dapat terwujud jika pemuda-pemudi Indonesia mau bekerja keras dalam memperbaiki (terutama diri sendiri) bangsa dan negara. :D
(wasalam saya Otong Irwan mahasiswa Gunadarma).



Bila saya di angkat atau menjadi caleg, hal yang pertama-tama akan saya programkan adalah sebagai berikut:

   Ø  Bidang Hukum
Seperti yang dapat kita saksikan saat ini masih sangat minimnya ketegasan hukum yang berlaku kepada seseorang yang melakukan tindak criminal,yang paling hangat saat ini adalah tindak pidana korupsi. Seseorang yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi harusnya di hukum seberat-beratnya karena sudah menelantarkan amanah sebagai pejabat Negara yang di percaya oleh bangsa serta mengorbankan jutaan rakyat yang membutuhkan. Kemudian tak jarang pula kita saksikan justru amanat yang meniadakan hak asasi manusia bagi rakyat Indonesia,hal ini sudah sering sekali terjadi kesalahan yang justru dilakukan oleh oknum polisi yang melakukan penganiayaan terhadap tahanan,dan banyak hal lainnya. Menurut saya hukum tidak boleh pandang bulu,dan harus diberlakukan secara adil kepada siapapun yang melakukan kejahatan dan harus diberikan sesuai kejahatan yang dilakukan oleh seseorang.

Ø  Bidang Kesejahteraan
Negara Indonesia ini sangat luas maka tidak mustahil bahwa kemajuan teknologi hanya berkembang pesat di pusat-pusat kota saja,sebut saja listrik,tidak seluruh desa di Indonesia mendapatkan penerangan, maka itu salah satu program saya adalah menerangi seluruh pelosok desa yang tidak tersentuh oleh listrik. Kekayaan alam yang melimpah harus kita manfaatkan,jika tidak pembangkit angin,kita punya air, dengan kecanggihan teknologi saat ini maka tidak ada yang mustahil dengan hal ini hanya saja pemerintah masih belum sepenuhnya memperhatikan kebutuhan rakyatnya. Selain listrik,saya akan mengemukakan agar masyarakat dapat membentuk kelompok tani yang selanjutnya dapat kita lakukan pembekalan secara teratur kepada masyarakat tani tersebut,ini sebenearnya bukan sesuatu hal yang baru hanya saja mungkin belum seluruh rakyat desa di Indonesia memiliki kelompok tani serta pembekalan ilmu nya pun belum maksimal,maka itu saya akan lebih memperhatikan lagi.

Ø  Bidang Agama

Indonesia terkenal sejak dahulu kala dengan keramahan masyarakatnya,serta senantiasa mampu bertoleransi dan bekerjasama,namun seiring berjalannya waktu hal ini mulai memudar dalam jiwa masyarakat Indonesia. Seseorang harus memiliki rasa aman dalam beribadah maka itu kita harus mengutamakan keselamatan dan keamanan bagi pemeluk agama di Indonesia. Seseorang wajib memiliki rasa toleransi terhadap sesama.

Diposkan oleh Otong Irwan.


Lokalisasi
Kekuatan media memang dahsyat. Dalam waktu tidak terlampau lama, semenjak mencalonkan diri menjadi Cagub DKI Jakarta, Jokowi menjadi pusat perhatian, pusat pemberitaan. Sangat “Media Darling”. Apapun yang dilakukan Jokowi selalu menjadi sorotan. Kemanapun Jokowi pergi, selalu ada yang mengikuti, menguntit, lalu memberitakan. Kekondangan seorang Jokowi sangat fenomenal. Bahkan terus digadang-gadang supaya mau nyapres. Bagaimana dengan Wagiman? Beliau juga sosok pemimpin yang bagus. Hanya sayang tidak sekondang Jokowi. Tidak seterkenal maupun sefenomenal Jokowi. Padahal keduanya merupakan sosok pemimpin yang layak mendapat pujian, layak disematkan bintang. Wagiman pun punya prestasi.
“Siapa itu Wagiman? Kok bisa-bisanya dibanding-bandingkan dengan Jokowi? Apa hebatnya Wagiman? Apa prestasinya? Mana hasil karyanya?” Jika masih mau tahu, masih penasaran, silakan simak tulisan selanjutnya.
Ini kali kedua menulis tentang Wagiman di Kompasiana. Sebelumnya, pernah menulis tentang sosok Wagiman di sini. Saya yakin, masih belum banyak yang mengenal sosok Wagiman. “Siapa beliau?” Bagi yang belum mengenal sosok Wagiman, baiklah. Wagiman adalah julukan yang dipersembahkan tanpa mengurangi rasa hormat dan kagum pada Tri Rismaharini atau lebih dikenal dengan panggilan Ibu Risma. Mungkin belum banyak yang mengenal sosok Tri Rismaharini. Beliau tidak seterkenal Jokowi, yang namanya sudah berskala Nasional. Beliau adalah sosok wanita pertama yang menyandang gelar Walikota Surabaya. “Lalu apa hubungannya dengan Wagiman? Saudaranyakah?”
Tri Rismaharini, Walikota Surabaya.
Tri Rismaharini inilah yang dikenal sebagai Wagiman. Beliau mendapatkan julukan WAGIMANWalikota Gila Taman. Tersinggungkah beliau dengan julukan tersebut? Harusnya tidak perlu. Sepatutnya beliau bangga. Saat ini, beliau berdampingan dengan mantan walikota Surabaya sebelumnya, yaitu Bambang Dwi Hartono, memimpin komando sebagai Walikota Surabaya dan Wakil Walikota Surabaya. Sebelum menjabat sebagai Walikota Surabaya, beliau pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) dan Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Kota (Bappeko). Beliaulah dalang yang bertanggung jawab atas bersih, hijau, dan asrinya Kota Surabaya. Beliau bertekad untuk menjadikan Surabaya sebagai Kota Sejuta Taman dan itu tampaknya telah menunjukkan hasil. Kota Surabaya tercatat berhasil meraih Piala Adipura tahun 2011. Beliau juga ternyata pernah menjadi salah satu nominasi Walikota terbaik di dunia tahun 2012 melalui “2012 World Mayor Prize” yang diselenggarakan oleh The City Mayors.  World Mayor Prize merupakan penghargaan yang diberikan atas prestasi yang dicapai oleh walikota dalam memajukan kota yang dipimpinnya. Beliau dinilai berhasil menata Kota Surabaya menjadi kota yang bersih dan tentunya penuh dengan taman.
Ternyata beliau tidak hanya berprestasi di bidang pertamanan. Ada banyak prestasi lainnya. Jika Jokowi memiliki jurus blusukan andalannya, Bu Risma pun melakukan hal yang sama dan itu bukan karena syndrome Jokowi. Blusukannya telah dilakukan sejak lama, sejak masih menjadi Kepala Dinas Pertamanan Surabaya. Kebiasaan itu masih tetap langgeng hingga kini. Bahkan kerap membuat warga terheran. Bu Risma yang notabene seorang wanita, bisa keluar jam dua belas malam dan turut menyapu jalan. Namun, karena tidak sekondang Jokowi, aksinya tidak terendus media.
Jika Jokowi telah menunjukkan keberhasilannya di Pasar Tanah Abang, Bu Risma pun telah merambah penataan pasar di Surabaya. Beberapa pasar telah menjadi bukti jamahan tangannya. Pasar yang dulunya tidak tertata dan terkesan semrawut, kini tertata apik.  Penataan kaki lima pun tidak luput dari sentuhannya. PKL yang dulunya tersebar di pinggir-pinggir jalan dan mengganggu lalu lintas, perlahan mulai dibenahi dan diberikan tempat di dalam gedung yang mirip mall. Masih banyak lagi hasil karya Bu Risma lainnya. Revitalisasi waduk yang tengah dilakukan Jokowi pun ternyata dilakukan Bu Risma di Surabaya. Juga revitalisasi sungai, pembersihan gorong-gorong, dan pembersihan sampah-sampah di sungai. Hasilnya? Surabaya sedikit lega karena tidak terkena banjir.
Baru-baru ini terdengar kabar, seperti diberitakan di media tempo, Bu Risma berkehendak dan bertekad untuk menghapus lokalisasi di Surabaya. Setelah menutup lokalisasi di Klakah Rejo, Benowo, beliau bertekad untuk menutup lokalisasi lainnya. Bertekad untuk menutup lokalisasi Tambak Asri, juga lokalisasi yang terkenal, Dolly di Putat Jaya. Tanpa gentar, beliau menghadapi para pendemo yang menentang penutupan lokalisasi. Menemui para pendemo yang adalah para pekerja seks komersial (PSK) dan mucikari. Wow…! Sungguh berani.
Para pendemo seperti biasa, membawa tulisan-tulisan yang intinya menolak penutupan lokalisasi. Mereka menganggap Pemkot Surabaya telah bertindak otoriter. Saat berdemo, mereka berusaha untuk mendekati Walikotanya. “Dan apa yang dilakukan Bu RIsma?” Beliau malah merebut salah satu poster yang mereka bawa, dan mengatakan, “Ini apa-apa ini, mau dibantu kok tidak mau”. Beliau mengatakan lebih lanjut, “Apapun rintangannya, akan saya hadapi, dan akan terus saya tutup. Wow…lagi.
Bu Risma memiliki kiat andalan, yaitu sikap tegas dan berani. Walau seorang wanita, beliau berani dan tegas menghadapi segala macam permasalahan, tantangan, dan kendala yang dihadapi. Pada prinsipnya, sepanjang masih di rel kebenaran dan demi masa depan warga, beliau tidak akan gentar, tidak akan ciut nyalinya.
Saya tidak hanya bermaksud membanding-bandingkan antara Wagiman dan Jokowi. Poinnya adalah, ternyata Indonesia masih memiliki secercah harapan. Masih memiliki sebersit asa di tengah galaunya Indonesia. Indonesia masih dapat menggantungkan harapan di atas pundak para pemimpin yang memimpin tidak hanya dengan kekuatannya, tapi juga dengan hati yang bersih dan tekad yang tulus. Semoga ke depan, masih dapat ditemukan Jokowi-Jokowi lain, Wagiman-wagiman lainnya. Pray for Indonesia. Semangat. Salam.